Sumber foto: https://id.pinterest.com/pin/AS9VHtIek_JghAapw0V8HPafPLFK_rvyOp6KBQOYh3DJDBy97zFDmL4/ |
Jika harus mengorbankan nyawa para
dewa
Jalan lain mesti ditempuh.
Cinta tak bisa dipaksa oleh hasrat
yang salah.
Dan Sangiang akhirnya memilih lebur dalam niat
Bahwa hidup yang abadi adalah
tentang melukis arti.
Ia adalah padi
Yang dihadapanya tak ada wajah
ilusi.
Kita terlihat sebagaimana manusia
yang lapar
Dan Sangiang telah menyumpal mulut
kita yang nakal.
Namun kita tetap saling membunuh.
Kutukan terberat kita, menjadi
makhluk nirsejarah.
Ritual-ritual palsu tentang penghambaan
telah merusak hidup.
Sangiang pulang dengan perahu yang berjalan
mengantarkannya
kepada imajinasi tentang surga yang
damai.
Kita memang tak ingat, dan tak
pernah mau mengingat.
Dunia ini sudah bosan melihat nafsu
yang tak pernah ada habisnya.
Maka, jalan mana lagi yang mesti
ditempuh.
Biarkan kesedihan menjadi miskin
Dan mengakhiri dirinya sendiri
Makassar, 2017-2018
Komentar
Posting Komentar