Dementor; Ketika Aku Bertanya tentang Kita?



Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, adalah tempat berteduh
Serupa kasih yang melampaui jerih payah
Para perupa dalam mentitahkan sebuah karya.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, kulihat seperti Ibu yang damai
Mengajak bocah seperti kita bermain dalam
Rindu yang panjang.

Kupadatkan doaku agar seribu malam kedepan
Tak ada lagi benci dan ujaran yang menyakitkan.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, telah jauh berjalan melalui mimpi yang lapang.
Kupendam sedihku yang berusaha menyebar kesegala penjuru.
Kupendarkan langit senja agar kita
Tetap seperti bayi yang baru hadir di dunia.

Kutatap matamu, dengan kata-kata manis dalam hatiku.
Kita lahir dari rahim yang satu.
Kita ditakdirkan menjadi makhluk satu dimensi
Namun cinta, seperti biasanya, menjadikan kita
Lebih tabah dari bisikan yang sering mengganggu.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, butuh waktu yang panjang
Dan kerinduan yang tertumpuk menjadi gunung
Dari situ kita sadar, jika sebab dari segala sebab tentang kasih
Adalah pertemuan yang singkat.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, serupa monumen sejarah yang asing.
Kita dipertemukan dengan masalah masing-masing.
Tapi kita adalah satu dalam apapun.

Maka, rindu manalagi yang mesti kutempuh agar hati menjadi candu.
Bayang-bayang tentang benci membenci
Sempat menjadikan kita seperti domba kehilangan gembala.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, nama yang kita letakan di pundak
Sejak 4 tahun yang telah lalu tanpa terasa.
Kuputar musik tentang bambratatata.
Tapi air mata tak pernah sanggup untuk tak jatuh.

Akan Kuhidupkan kembali, ingatan tentang sorak-sorak kegembiraan.
Namun pada akhirnya kita harus berpisah.

Ketika aku bertanya tentang kita?
Dementor, akankah tinggal sebuah nama?

Yang merangkum segala tangis canda tawa, kita.

Makassar, 30 Maret 2017
Mario Hikmat

Komentar