www.google.com |
Mencintaimu
adalah lesap dalam apa saja. Hilang dalam kata, atau tak tau mau harus apa. Sebab
mencintaimu adalah menghabiskan malam dengan diam. Duduk dengan sabar,
menyeruput kopi tapi tak merasa pahit atau tak memuaskan dahaga yang bisa
datang kapan saja.
Kita bertemu
pada saat malam masih belia. Belajar masing-masing adalah kesalahan. Kita membaca
cinta seperti menanam bambu; tak bisa dijaga dengan cara yang biasa. Hingga aku
memutuskan untuk duduk sendiri. Yang sebelia
mungkin, menantimu mebawakan bekal agar bisa mencukupi jiwaku setiap hari.
Tapi
mencintaimu tak peduli pada apa saja. Seperti kota, yang walikotanya tak senang
melihat warganya berkumpul dan berbahagia. Sedang matahari tetap akan terbit
dan memulangkan kita semua.
Namun pada akhirnya
aku tetap tak mengerti, dengan apa yang kutulis tentang kau, kita, dan segelas
kopi yang sempat kau janjikan untuk diminum bersama-sama.
Makassar, 2016
mario hikmat
Komentar
Posting Komentar