www.google.com |
Jalan kian
sepi sebelum engkau tiba.
Kau
terbangkan mataku pada pijar-pijar cahaya.
Gemetar aku,
tersapu hembus udara penuh rindu.
Kudoakan
kita sebagai dua orang yang tertawa
Tanpa harus
mengakhirinya dengan air mata.
Namun
seperti itulah engkau.
Aroma sajak
yang habis setelah dibaca.
Hanya
menyisakan beribu makna dan tanya.
Kucari kau
kesemua penjuru angin.
Saat
keinginan untuk bersua
Menguasai
seluruh akal dan raga.
Kurapal
beribu doa
Dan Kutabalkan
diriku
dengan
khidmat mencarimu
Kita anak
belia yang main petak kumpet
Tapi kini,
ada rasa sakit yang perlahan
Dengan sabar
harus kutahan.
Jangan
datang seperti itu, kasih.
Aku terlahir
sebagai pengharap
Menanti
cinta tumbuh tahap demi tahap.
Aku pelita
dengan bentuk mini
Yang
berharap semuanya lestari
Hingga kekal
dan abadi.
Makassar, 2016
Mario Hikmat
Komentar
Posting Komentar