Langsung ke konten utama

MARIO HIKMAT

Cari Blog Ini

Tolong

pada tanggal Juli 06, 2016

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

www,google.com

Hanya ada satu jalan menujumu, kini.

Melawan diriku sendiri.

Kotabaru, July 2016

Mario Hikmat

Puisi

Dapatkan link
Facebook
X
Pinterest
Email
Aplikasi Lainnya

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer

Menyayangi Lingkungan Lewat “Marimas Ecobrick”

sumber gambar: societyzero.co.uk Sejak pertama kali ditemukan Leo Hendrik Baekeland pada 1863, plastik, tak bisa kita pungkiri, memiliki daya guna cukup besar dalam kehidupan manusia. Kegunaan plastik sehari-hari misalnya, bisa praktis mempermudah kita membawa barang-barang selepas berbelanja. Akan tetapi, yang mudah dan praktis itu tak selalu baik. Di Pulau Kapota, di taman nasional Wakatobi, pada pertengahan November lalu, seekor paus dari jenis sperma ditemukan mati. Si paus diotopsi. Setelah badan paus itu dibelah, ditemukan sampah plastik dengan berat sekitar 5,9 Kg. Ironi. Dalam berita yang dirilis oleh mongabay.co.id (20 November 2018), koordinator Nasional Konservasi Spesies Laut WWF-Indonesia, Dwi Suprapti yang juga dokter hewan, menduga paus sperma itu mati akibat sampah plastik. Si paus kelaparan karna terlihat dari badannya yang kurus, Sistem pencernaan si paus tersumbat. Makanan yang ia lahap tak bisa diproses secara maksimal karena terhalang berkilo-kilo samp

Biarkan kami bebas

Mereka bilang ini paksaan dan kekerasan mereka bilang ini kesalahan mereka bilang ini penghianatan Dimana kemerdekaan kami ? kami tidak cari makan disini kami tidak cari nama disini kami hanya ingin berkembang disini... Biarkan kami bebas dengan cara kami Jangan coba kotak-kotak-an kami Berikan secerca Ruang untuk kami Biarkan kami merdeka… ini Jalan kami... Tenang,Nilai-nilai yang diajarkan akan kami coba pikirkan akan kami coba timbang akan kami coba aktualkan Terima kasih sudah mengantar kami... Tapi jangan pernah intimidasi kami... apalagi menghujat kami... Ingat mendidik bukan menghardik... !!!

Takut Ngayau di Puskesmas Gunung Batu Besar

gambar: Puskesmas Gunung Batu Besar Setelah bekerja kurang lebih tiga tahun di Puskesmas Gunung Batu Besar, saya sadar bahwa perpisahan, tak ada yang terasa mudah. Berpisah dengan Puskesmas Gunung Batu Besar juga berarti berpisah dengan segala semesta yang melingkupinya; kawan-kawan yang sering berkonflik tetapi tetap asyik, orang-orang desa yang ramah, makanan laut bergelimang kolsterol, lapangan bola tempat saya berlari hampir tiap pagi dan semua benda-benda di puskesmas yang pernah saya manfaatkan bukan untuk kepentingan pekerjaan hahaha. Berpisah dengan puskesmas tempat saya banyak belajar, seperti melepas satu bagian penting dalam hidup saya. Beratnya ada, sedihnya apalagi. Butuh waktu cukup lama untuk berpikir mengambil keputusan ini. Diskusi dengan istri nyaris setiap hari. Menjelang pergantian tahun yang biasanya penuh dengan agenda bervakansi, saya justru tak pernah bisa serius memikirkan ke mana dan di mana tempat yang bagus mengakhiri tahun 2022 yang dramatis ini. Godaan mem

Diberdayakan oleh Blogger