Amin

www.google.com
Akan kurapalkan segala keinginanku kepadamu saat malam yang separuh ini sudah berjuang mati-matian untuk membuka dirinya yang tak mau penuh karena beberapa hal masih sering jadi igauannya ketika kantuk tak mau enyah dari wajahnya. Malam ini akan jadi sangat panjang bagiku untuk meminta agar semua kebaikan akan jatuh ditubuhmu sesegera mungkin sebab leher dan lenganmu kian menderita karena rindu yang selalu menimpamu dan kelelahan yang betah bertempat tinggal dimanapun di lekuk tubuhmu.

Aku mencintaimu dan aku adalah seorang bodoh yang tak tau ungkapan apa yang pantas menggambarkan itu semua karena dibagian terdalam hatiku yang kadang membuatmu harus bersusah payah membeli tisu dan mengelap air mata ternyata pernah mengatakan bahwa mencintai tak perlu dipenjarakan dalam ungkapan kata. Aku akan berbagi kasih denganmu sampai usia yang fana ini kembali ke tempat dimana ia mesti kembali sebab aku tak pernah mencintaimu dengan usia apalagi waktu yang nanti akan habis dimakan zaman. Aku mencintaimu dengan semua yang tak bisa di mengerti kata dan tak bisa tersentuh indra, aku mencintaimu dengan sangat sederhana seperti kau mencintaiku juga.

Ketika malam yang jauh lebih lama dan sangat jauh mengajakku meneteskan air mata sudah mulai tergeser matahari sebagai pertanda hari telah pagi, ayam mulai bersuara membangunkan semua orang di desa yang sejuk karena pohon-pohonnya yang selalu memeluk para pecinta. Aku tidak mencintaimu seperti perumpamaan apapun karena rasa yang mahaluas itu tak akan bisa dikurung dalam kata-kata. Aku hanya memintamu dengan kesadaran yang penuh dan rasa rendah hati agar kau turut mengamini permohonanku yang sangat lama kuungkapkan dengan pemilik semesta dari beberapa malam sebelumnya. Aku hanya meminta hal sekecil itu karena aku takut membebani langkahmu disetiap aktivitasmu merinduiku.

Barru, Juli 2016
Mario Hikmat

Komentar