Kering

www.google.com

Mata kita kian kering dan kita enggan untuk menyadarinya. Kita kelelahan seperti para pejalan yang kebingungan mencari persinggahan. Perjalanan masih jauh, kita tau tentang itu. Dunia yang kita masuki semakin menerbangkan kita ke negeri yang tak jelas arahnya. Kau dan aku diceritakan sebagai sepasang anak kecil yang tak ingin tumbuh dewasa. Protes kian bertebaran. Padahal, Tuhan memfirmankan bahwa surga untuk semua usia.

Langkah kita kian kering ketika bulan yang palsu menghanyutkan ingatan kita. Ketika silau lampu kota membutakan perasaan kita. Takdir mengantarkan kau dan aku kepada banyak pelajaran berharga. Berkali-kali kita di gurui oleh pengalaman dan kita anak kecil yang tak pernah serius untuk belajar. Kebahagiaan bagi kita adalah bermain-main tanpa takut untuk memmbenci dan membuat kesalahan. Tuhan selalu menyayangi anak kecil seperti kita, kan ?

Setelah semuanya mengering, barangkali kita baru akan menyadari jika belajar dan berusaha adalah pelajaran terbaik yang pernah diajarkan mama dan bapak dirumah. Dulu, selagi Bapak masih ada, dia mengusap punggungku dan membisikan mantra sebelum aku pergi meninggalkan rumah. “nak, hidup adalah belajar. Kesalahan dan penyesalan adalah pelajaran”.

Sebelum semuanya mengering, “Tuhan, hujani aku dengan kasih sayangmu”.


Barru, July 2016
Mario Hikmat

Komentar