Hujan dan Kemarahan-kemarahan

www.google.com
Hujan hari ini lebih pedih dari hujan-hujan kemarin.
Ia duri yang kejam, keluhan yang bertumpuk, dan
tatapan yang menusuk. Ia membasahi kota seperti
kau membasahi dadaku. Suaramu lebih petir dan
semua kemarahanmu adalah air mata.

Aku yang basah sore ini adalah diriku yang sabar.
Semua kata yang terucap terbuat dari ketakutan, juga
rasa khawatir yang selalu datang mencemaskan.
Semua kata maaf berarti diam, dan tak mengucapkan
apapun adalah kesalahan. kemarahan menjelma sabda.
melawan sabda adalah dosa-dosa.

Malam tiba, dan semua yang basah enggan mengering.
begitupun kau, selalu basah dengan kemarahan-kemarahan.
Aku selalu marah dengan diriku sendiri, Menabrakan diri
ke mobil angkutan umum mungkin adalah cara yang tepat.
Tapi, aku mencintai semua cerita tentang kita. Aku tak ingin
mengakhirinya dengan imajinasi yang salah dan tumpukan
harapan yang mengalah.

Akhirnya aku memilih kita. Dan semua kemarahan-kemarahan
akan kuobati dengan cinta. Aku akan belajar menyukai hujan
yang selalu kau rindukan. Dan aku akan selalu mencintai dadaku
yang resah dan doamu yang basah.

Jeneponto, Juni 2016
Mario Hikmat

Komentar