Mendengar Diri

www.google.com
Bisikanmu, dan semua yang kau utarakan padaku
akhirnya terdengar. meski bunyinya kian pelan
setelah rongga-rongga tubuh ini hampir tertutupi
oleh emosi yang tak bisa tertahan.
Amarah tak ubahnya pakaian yang tak tercuci.
menjadi daki, menutupi ketenangan yang harusnya
mampu jadi penawar dikala tak ada lagi yang bisa
dilakukan.

Aku akan menggenggammu. membantumu 
membersihkan rumah kita yang sudah lama 
tak dikunjungi. Foto-foto kita, dan sesuatu 
yang telah kita bingkai dengan hati-hati, 
membutuhkan cahaya kita.
Aku yakin kau masih ingat ketika mukaku
yang lusuh dan penuh debu selalu mengganggu
doa-doa mu yang mulai khusyu. 

Aku mencintaimu, sebab tak ada lagi
cahaya, hujan, dan apapun kecuali engkau.
tapi aku tau, aku hanyalah bagian terkecil bumi.
Berharap banyak bagiku adalah kebodohan.
dilema antara perasaan mengikhlaskan
dan harapan untuk hidup dalam kerinduan.
Sekarang aku sadar, jika menyelamatkan
apapun tentang kita lebih penting dari diri kita sendiri.

Sungguminasa, Mei 2016
Mario Hikmat

Komentar