www.google.com |
Isak melengking dan menempel pada gendang-gendang pendengaran. Sudah selarut ini, kita masih terduduk lemas mendiktekan kata demi kata, suara demi suara. Kita terlihat sangat fasih dalam kondisi ini, sedang pada ruang yang lain, enggan kita menengadah, enggan kita mengingat janji-janji azali yang telah diketuk palunya.
Langit menyembunyikan luka atas kesalahpahaman yang menyeret pada sebuah duka. Pada saat itu, Jalan-jalan kita tak tau mengarah kemana. kelelahan menjelma ujian-ujian, dilema antara dukalara ataukah suka yang gersang mau kemana?.
Percayalah ndi, segala aku telah terkhidmat pada usaha-usaha menemukan perjalanan kita. Telah kupuaskan diriku agar kesemuan tak mendekat pada ikrar-ikrar kita. Engkau harus yakin ndi, jika aku yang selalu hidup dalam kekhawatiran dan dalam suka duka keikhlasan. Aku adalah ketiadaan yang membutuhkan sangat sedikit dari udara yang kau hembuskan dengan penuh cinta kedamaian.
Makassar, 2016
mmha
Komentar
Posting Komentar