Seperti itu Barangkali

www.google.com
Seperti itu barangkali. Wajah lemas yang penuh cemas. ia tak hentinya mendoakan kebaikan untuk tiap detik dalam perjalanan hidupmu. Aku merasa bumi takkan seindah ini jika saja tak pernah tersentuh dengan lengkung pelangi yang lahir dari bibirmu.

Pada awalnya, kita puasa terhadap kata. kita hanya tau mendoakan dan berharap ditemukan pada ruang-ruang penuh canda. Namun nyatanya, kita lebih banyak bersua pada tempat dimana tangis menjadi hal yang biasa-biasa saja. Semua tempat bagi kita sama, kalau bukan pesan, pasti darahlah yang akan diterima. Kita banyak belajar pada semua itu, tentang arti sebuah kesabaran dan perjalanan atas nama hal abstrak yang biasa kita sebut itu "Cinta".

Seperti itu barangkali, Kita yang tak pernah lelah bercerita tentang apapun. Kemarin kita bercerita tentang apa saja, termasuk tentang rindu yang sempat membuat malam-malam kita diterpa kecemaasan yang meronta-ronta. Besok atau lusa, mungkin saja kita akan bercerita tentang ibu-ibu yang sering membersihkan halaman di depan taman kita, atau tentang bagaimana caranya membangun rumah penuh dengan buku-buku dan cita-cita yang membuat kita hanya bisa tertawa.

Makassar, februari 2016
mmha

Komentar