www.google.com |
Aku betul-betul tak pernah lupa dengan
senja yang berusaha kita nikmati bersama.
Disana kita seperti anak-anak yang selalu
bersemangat menghadapi musuh-musuh kita,
kita belum mengenal terlalu banyak hal-hal
yang bukan milik kita. Kita masih sepasang
bibit yang berdoa agar kelak kesehatan
memihak pada tumbuh kembang kita.
Semoga saja kau tetap
tegar seperti
pohon kelapa, agar aku yang selalu jatuh
pada kerinduan, bisa tetap hidup diantara
lalap api dan hujan pelan-pelan didada.
Kini, kita masih tetap berdoa. Tentang hidup
yang mudah
gagap, Tentang langkah kita yang
semakin jauh dari semesta. Kesepian bisa datang
kapan saja, tak peduli pada siapa, Tak peduli kapan
dan dimana. Jika mata kita tetap teguh Pada bilik
fatamorgana, maka akan kemana doa-doa kita?
Aku tak ingin hujan menjatuhi kantung mata
yang sejak lama kita semai dengan tawa. Kita mesti
ingat bahwa harapan
adalah akumulasi dari pahit manis
langkah kita. Sungguh tak ada
yang berarti jika kita
masih terlelap dengan mimpi-mimpi sedang
Kaki kita terikat pada rantai yang menjerat
seluruh perasaan yang melahirkan ribuan ketakutan.
Makassar, Maret 2016
mmha
mmha
Komentar
Posting Komentar