www.google.com |
Didalam dadamu kini bercak hitam kian banyak.
Kejujuran serupa mimpi di siang bolong, ia rapuh
tak ubahnya penyakit yang kejam mencabik tubuh.
tak akan lama lagi rambut hitammu berubah putih
namun palung terdalam diri sebaliknya, makin rontok
dan hanya akan menyisakan kegelapan dengan sedikit
keperihan yang kelaparan mencari puing makanan.
Sepasang telingamu kini dipenuhi kegamangan, antara
jalan penuh hasrat dan lorong penuh bisik muslihat.
meski kepalamu tidak terbuat dari batu namun ia
cukup keras untuk membuat perasaan haru dan gelisah
melanda rumah kecilmu.
Kini taman di depan rumahmu bukan lagi tempat
menyemai benih kedamaian. sebab matamu, dua
telingamu, dan rusuk tulangmu gorong-gorong
penuh sampah yang memberikan aroma busuk
pada tempurung kepalamu. Hatimu sebentar lagi
dimakan burung gagak dan akan dikembalikan
ke halaman rumahmu beserta topeng dengan batu
bertuliskan namamu.
Makassar, Januari 2016
mmha
Komentar
Posting Komentar