Suatu Malam yang Hening

www.google.com
Malam ini hujan hendak turun membasahi lengan langit dan pipimu yang baru saja kering karena debu jalan raya. Langit seperti biasa menyimpan senyum disakunya yang tak begitu besar namun cukup untuk menyimpan jutaan rekaman senyum yang pernah terlukis diwajahmu. Meski malam ini langit mendung sekaligus dingin dan juga kau kadang menggigil karenanya, kau tau ? ada sebenarnya yang ingin menyampaikan suatu hal tentang kerinduaanya dengan canda dan tawamu, karena itu ia punya cara sendiri untuk menggambarkannya kepada setiap genggamanmu.

Kau seharusnya berlindung dibawah selimut yang hangat terbuat dari kain yang berlapis agar bisa menghambat dingin masuk menusuk-nusuk jari-jari kakimu dan menjalar kebagian tubuhmu yang lain. Kau akan merintih-rintih kalau kau biarkan dirimu kedinginan dan hampir beku seperti itu. Namun kau tak seperti orang kebanyakan. kau berbeda,unik tapi tetap menyenangkan. kau lebih memilih membaca sajak-sajak yang menurutmu bisa memberikan kehangatan bagi jiwamu. Kau juga percaya kalau dengan membaca sajak, kau bisa berada disamping orang yang selalu kau doakan sebelum kau terlelap. meskipun lagi-lagi matamu sempat dibasahkan.

Aku ingin kau memprhatikan bulan yang tampak seolah-olah cantik dari jendela manapun, ditengah dinginnya malam ia segera bersembunyi dibalik keningmu yang semakin teduh dan bersahabat yang mengajari aku cara mendoakan dengan perasaan yang dipenuhi tumpukan kerinduan, rindu juga suka menggandakan dirinya tanpa ada pemberitahuan atau telpon sebelumnya. Kau juga tampak cantik karena kedua lenganmu tak pernah turun dari hadapan matamu untuk memanjatkan harap demi harap. itu sebuah kemestian yang selalu datang dan kau rawat selama ini. Kau pernah bilang kalau matamu sering basah, sering mengalir lebih deras dari luapan sungai yang sudah menghanyutkan beberapa ingatan, makanya kau butuh pelampung agar tak mudah tenggelam dibawa arus kehidupan.

Tidak ada batasnya ketika kita membincangkan kehidupan. Dan Malam ini  sangat dingin dengan beberapa makna dan pesan lain yang belum sempat terucapkan. Namun, Aku memilih untuk duduk santun membincangkanmu dengan Tuhan tentang banyak hal, tentang warna kesukaanmu atau gagang pintu yang sering kau pegang. itu lebih indah daripada aku bertindak yang tidak baik atau yang tidak bermoral diluar sana. dan setelah itu aku memohon kepada Tuhan untuk tidak menceritakan kepadamu tentang apa yang sudah selalu kami bincangkan. bukan apa-apa. Mungkin tak lama lagi kau juga akan tau atau barangkali kau sudah tau ?  kita sudah sering merasakan dan bersepakat tentang itu.

Kotabaru, July 2015
M

Komentar