Mengapa sebuah
tatapan bisa begitu jujur
Daripada catatan di buku harian.
Kala itu matamu berbisik
“senyumku tak lebih meneduhkan darimu”
Gelagatmu bilang
“suaraku serak karna selalu berteriak menasihatimu”
Sebelumnya…
Di kepalaku sempat bercucuran keringat
Butiran yang keluar dingin menembus pori-pori
Semakin deras alirannya mendobrak jemari
Aku yakin ada sesuatu yang terjadi dengan senyummu
Kala itu Malam terasa lebih mencekam
Dugaanku tak salah, kau sedang tak sehat
Aku gemetar…
Kau pandai menyamarkan kepedihan
Namun aku lebih pandai mengetahuinya
Sejak malam itu…
Aku yakin…
Aku harus lebih sehat darimu
~ mmha
Komentar
Posting Komentar