Orang Miskin (Masih) Dilarang Sekolah

Aku juga Ingin sekolah seperti teman-temanku, tapi kondisi keuangan keluargaku sangat tidak mendukung untuk menyekolahkanku. Apakah sekolah hanya untuk orang yang berduit ? sehingga orang miskin sepertiku hanya merasakan serunya sekolah lewat cerita teman-temanku saja ? 

           sungguh ironi dikala mereka yang bisa bersekolah hanya bermain-main dan menyia nyiakan pendidikan yang mereka tempuh, sedang aku yang punya semangat gigih untuk mengenyam pendidikan hanya bisa bersembunyi dibalik tembok-tembok megah sekolah mereka, para orang berduit.
 
Sangat tidak enak saat melihat pendidikan di negeriku dijadikan alat untuk mengeruk keuntungan. Pantas saja orang-orang miskin sepertiku sangat sulit untuk mersakan nikmatnya bersekolah. Jangankan sekolah, untuk makan saja susah,  Apa yang bisa aku berikan kepada para mereka, orang-orang yang melihat pendidikan sebagai pabrik uang ? kalau saja mereka mau menerima mimpi-mimpi besarku sebagai modalku untuk bersekolah. Aku akan serahkan semuanya. Tapi nyatanya hanya uanglah yang menjadi modal utama untuk seorang bisa bersekolah. Menyedihkan negeriku ini.

“Miskin bukanlah aib,Cuma saja sangat tidak menyenangkan” - (Anonim)
Pendidikan yang katanya menjadi hak bagi seluruh warga negara (Pasal 31 UUD 1945) itu hanya menjadi mitos besar di negeri ini, karna pada nyatanya hanya kalangan orang berduit saja yang bisa mengenyam pendidikan.apalah artinya orang- orang sepertiku ketika dihadapkan denga masalah ini. 

Keadilan sudah sangat pudar dari negeri kita ini, adanya diskriminasi dan dominasi kelas antara si kaya atas si miskin semakin memperjelas bahwa kejahatan kemanusian semakin langgeng berjalan diatas penderitaan yang di emban negeri ini.

Seperti inilah wajah negeriku,jangan kaget ketika di kota banyak kita temui gedung-gedung pencakar langit. Sedang di tempat tinggalku ini yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota masih banyak anak-anak muda yang semangatnya lebih tinggi dari langit tidak bisa bersekolah hanya karena tidak punya uang. 

Ingat sekali lagi kawan hanya karna uang, sangat banyak orang yang dibutakan nuraninya.

Komentar