Abstrak sekali keadaan hari itu ,rintik senyuman datang tak
dengan salam
Membuat hari ini beku bak salju yang tak lebih dinginn dari embun pagi
Gerak gerik angin kaku tersipu malu terpesona percikan
senyumnya…
Surat yang kukirimkan lewat angin sepertinya tak pernah smpat
terbaca olehnya
Pantas saja seolah tak pernah ada rindu yang dititipkan. Keadaan
abu-abu ,
tak saling menyapa bak kumpulan orang lugu.
Entah malu atau takut akan
suara sendu, sepi ini pun tak kunjung berlalu,
di diri yang satu enggan bertanya mengapa, di
diri yang lain berharap akan tanya.
Susah juga untuk berharap ada keajaiban, yang memakasa suara
ini keluar dari kerongkongan untuk menyapa seorang yang senyumnya menembus rintik membelah
derasnya hujan…
Tik..tik..tik semakin cepat
pertanda hujan deras mulai menggelar pentasnya...
Waktu senantiasa berlalu, seketika ruang membeku,kulawan diri ungkapkan nurani
"apa kabar ?" tanyaku dalam hujan
Kaget ia menatapku dengan haru
"aku...aku baik-baik saja !" tegasnya lirih sambil tersenyum
kubalas senyumnya yang tak pernah menyisakan tanya dan selalu datang bahagia.
Entah ini keajaiban atau apa aku tidak tau , tapi aku
percaya bahwa
“Seuntai Tanya bertanda suatu makna”. Selanjutnya kami mulai
berbincang
Membincangkan hidup menertawakan kesunyian,
larut dalam keheningan ditengah hujan bersama rintik senyuman...
Cinta itu tidak
terpenjara dalam jeruji teoritis
Tapi cinta itu harus hidup
bebas di semesta praktis
Cinta itu tak hanya
kumpulan emosi,
Tapi cinta itu kesempurnaan
hati mewujud dalam eksistensi - MMHA
Komentar
Posting Komentar