Pengkaderan sebagai jalan menuju Kesempurnaan


Pengkaderan sering diartikan sebagai salah salah satu upaya untuk mencetak regenerasi disebuah organisasi. Keberlanjutan Organisasi tidak akan berjalan apabila nilai-nilai yang dianut organsasi tersebut tidak dijalankan oleh kader-kadernya. Oleh karena itu terdapat proses penanaman nilai di setiap pengkaderan agar segala yang dilakukan itu bersandar pada nilai yang dijunjung oleh organisasi.
Membincangkan pengkaderan tidak melulu membahas tentang bagaimana caranya mencetak generasi pelanjut estafet organisasi. Ada hal yang cukup penting dibalik pengkaderan tersebut,dimana setiap proses yang dilakukan harusnya mampu membuat kader mengenali dan menyadari bahwa dirinya adalah seorang manusia sebagaimana manusia serta mengantarkan para kader tersebut kepada kesempurnaan.
Islam sebagai agama yang sempurna pastinya mampu menunjukan jalan agar tidak tersesat sehingga manusia mampu berjalan diatas tangga-tangga menuju kesempurnaan. Pembahasan tentang Akhlak sangat central dalam islam karena sangat erat kaitannya dengan jalan agar manusia bisa menuju kesempurnaan. Rasulullah bersabda “ Sesungguhnya Aku ini diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia”. Ini membuktikan bahwa salah satu persoalan kehidupan manusia itu adalah persoalan akhlak. Dan Maka dari itu pendidikan Akhlak itu sangat penting dalam pengkaderan.
Ada 3 kekuatan dalam diri manusia yang mempengaruhi Akhlaknya.Yang pertama adalah kekuatan syahwat (Quwwatun syahwiah),kekuatan ini berkaitan dengan persoalan perut dan seks yang biasa disebut dengan jiwa kebinatangan. Yang kedua adalah kekuatan Ghadab (Quwwatul ghadhab), kekuatan yang menggerakankan daya marah,benci,menyerang,dan agresif. Dan yang ketiga adalah kekuatan akal ( Quwwatun Aqliyah), inilah kekuatan yang membedakan baik dan buruk serta kekuatan ini juga harus bisa mengendalikan kekuatan-kekuatan sebelumnya.
Dari ketiga kekuatan tersebut haruslah dikontrol oleh kekuatan akal. Apabila ada dominasi dari kekuatan syahwat maka jiwa-jiwa kebinatangan semakin terlihat. Begitu pula ketika kekuatan ghadab yang mendominasi maka bawaanya marah-marah melulu. Tapi apabila  2 kekuatan tersebut mampu dikontrol oleh kekuatan akal maka semakin manusia lah manusia tersebut. Rasul Bersabda “ Tidak ada karunia yang lebih utama daripada akal “. Betapa mulianya akal sehingga “Tidurnya orang berakal lebih utama daripada terjaganya orang bodoh”. Tapi kekuatan syahwat dan ghadhab tidak begitu saja menyerahkan dominasinya kepada kekuatan akal, oleh karena itu mestinya kekuatan akal harus semakin ditingkatkan dan dikuatkan agar tidak terjatuh pada jurang yang malah membuat jiwa kebinatangan semakin aktual, kejadian seperti ini sudah pernah disampaikan oleh Amirul mukminin Ali bin Abi Thalib yang mengatakan “Seringkali Akal hilang diantara hawa nafsu dan syahwatnya”. Sungguh disayangkan ketika jiwa kemanusian tunduk pada jiwa kebinatangan.
Penguatan Akal harusnya ada dalam setiap proses pengkaderan. Agar akhlak dari seorang kader itu tidak seperti binatang yang hanya memikirkan perut dan dibawah perutnya. Apabila pengkaderan tidak memperhatikan hal ini (kekuatan akal) maka apa jadinya sebuah organisasi yang kader-kader didalamnya terlihat seperti binatang-binatang buas. Sebuah Organisasi kemudian hanya akan berorientasi kepada pemuasan nafsu duniawi saja dan tidak dapat mengantarkan kepada kesempurnaan. Padahal organisasi sebagai tempat belajar harusnya mampu membuat sang kader menyadari dan mengenali bahwa dirinya adalah seorang manusia yang fitrahnya senantiasa menuju kesempurnaan.

Perlunya Pendidikan akhlak dalam suatu pengkaderan tidak bisa diabaikan karena sangat penting dalam membentuk seorang kader yang berkualitas dan menentukan keberlanjutan sebuah organisasi. Banyak kemudian organisasi yang terjebak pada tujuan yang materialistic dikarenakan kurangnya pendidikan akhlak pada organisasi tersebut. Maka dari itu proses penyempurnaan Akhlak dalam pengkaderan disebuah organisasi sangat membantu mengantarkan manusia kepada Kesempurnaan. Semoga Pengkaderan-pengkaderan bukan hanya untuk mencetak regenerasi dari sebuah organisasi tapi lebih dalam lagi pengkaderan sebagai sebuah jalan untuk menuju kesempurnaan insani.
MMHA

Komentar